Ada berbagai
tren yang berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah,
tentunya dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar
online. Berikut ini adalah tren yang berkembang sebagaimana disarikan dari
artikel Newer Technologies for the Learning Society (C.Villanueva, 2000).
Secara umum,
pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih sangat terbatas.
Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan secara meluas.
Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak digunakan untuk
keperluan komunikasi
daripada sarana pendidikan interaktif.
Model
pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan
aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang
berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala
dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
Pendidikan
jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous mode di mana
peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan
asynchronous mode di mana para peserta belajar atau berkomunikasi secara
mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere
learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau interakasi
(synchronous) masih diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous
agar belajar dapat lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi
antara siswa, guru, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat
dinamis dan bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi
dalam berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and
konferensi komputer.
TIK sudah
menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan mereka adalah
suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana pendidikan nasional. Bukti
yang berkembang menunjukkan semakin banyak negara yang mulai melengkapi sekolah
mereka dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau usaha peningkatan
sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu penampilan modern dan
bertenologi. Bagaimanapun, dalam posisi ini banyak pendidik yang melihat
teknologi online sebagai suatu jalan untuk pengajaran, pelajaran, dan praktek
penguasaan baru, hanya mempunyai sedikit informasi tentang potensi dan
penggunaan otentik dari ICT dalam pendidikan. Pengalaman menunjukkan bahwa
pengenalan tentang teknologi di sekolah mengalami tiga fasa, yakni suatu tahap
penggantian di mana praktek tradisional masih terjadi tetapi teknologi baru
digunakan; suatu tahap transisi di mana praktek baru mulai muncul dan praktek
lama dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi di mana teknologi memungkinkan
praktek baru dan praktek lama menjadi usang. Jika pendidik meminta dengan tegas
atas penggunapan TIK sebagai pengganti praktek yang ada, mereka tidak dapat
berperan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan yang saat ini
mereka temui.
Pengenalan
TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif terhadap sekolah
pada diri siswa. Karena TKI dan belajar berbasis web menawarkan keaneka ragaman
yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran
dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi siswapun meningkat secara
nyata. Para guru dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis
yang memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat
lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru
kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal
pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran,
panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh
institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
Kelas online
cenderung untuk menjadi lebih sukses jika TIK dikombinasikan dengan suatu ilmu
pendidikan yang tepat. Gelanggang pendidikan dari pembelajaran online masih
sangat muda. Saat banyak institusi yang menawarkan kursus online, pemahaman
mendalam tentang isu pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan online masih
belum diselidiki secara mendalam. Banyak kursus online yang hanya halaman web
dikombinasikan dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan pedagogis.
Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu penurunan dari
aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah pembelajaran tatap muka
dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk proyek dan pembelajaran mandiri
sebagai hasil pemanfaatan TIK.
Pembelajaran
online memungkinkan siswa mempunyai kendali lebih besar terhadap kegiatan dan
isi pembelajaran. Lingkungan online mennempatkan siswa di tengah-tengah
pengalaman belajar. Pada pembelajaran tradisional, pengulangan digunakan
berkali-kali dengan memperkenalkan informasi yang sangat serupa dalam format
berbeda atau dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda.
Padahal banyak siswa tidak suka latihan yang berulang-ulang. Internet mendorong
siswa untuk menggali informasi dan contoh praktis. Hypermedia dan multimedia
memudahkan pendekatan yang belum pernah terjadi pada pembelajaran tradisional.
Internet mempromosikan suatu alternatif jenis belajar dengan melakukan
(learning by doing) di manapara siswa diminta untuk melakukan proyek yang
berhubungan dengan situasi hidup nyata. Teknologi menyampaikan informasi dengan
penekanan pada penciptaan dan explorasi aktif terhadap pengetahuan dibandingkan
transfer informasi searah, yang memungkinkan siswa tersebut untuk menggunakan
secara penuh kemampuan kognitif mereka sendiri.
Corak
interaktif sumber belajar memungkinkan siswa untuk terus meningkatkan
keterlibatannya dengan pengembangan isi dan dengan demikian berperan dalam
suatu situasi belajar yang lebih otentik. Sebagai contoh, para siswa dapat
mengakses perpustakaan maya di seluruh dunia. Dengan demikian mereka mempunyai
akses ke sejumlah besar informasi dan sumber belajar yang luas yang tidak dapat
dicapai dalam seting pembelajaran yang tunggal. Sejauh yang terkait dengan
guru, sejumlah besar sumber belajar yang diletakkan di Internet telah membantu
guru dalam menghadapi tantangan mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling
betukar rencangan pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan
dengan isu-isu dan permasalahan umum.
Pembelajaran
online menyediakan perkakas teknis yang membuat belajar lebih mudah. Sebagai
contoh, bahasa yang digunakan untuk mencari informasi dan bahan belajar adalah
segera dan intuitif. Bahasa tersebut tidaklah harus dipelajari oleh pemakai dan
dapat diadopsi dengan usaha minimal. Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat
digunakan sebagai instrumen untuk mencari dan memperoleh informasi.
Pengintegrasian komunikasi dan authoring tools, bersama dengan alat penghubung
clickto-connect telah berhasil dengan mantap mempermudah proses mengecek
email, mengakses data, dan pengaturan atas koneksi konferensi komputer.
Teknologi simulasi tau visualisasi dapat membantu siswa untuk belajar sistem
yang kompleks dengan cara yang lebih kongkrit. Komunikasi percakapan berbasis
komputer (Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin board dapat melengkapi
pertemuan tatap muka.
Pendidikan
dan pelatihan guru sekarang meliputi pembelajaran kolaboratif dan just-intime.
TIK membuka suatu dunia yang utuh dari belajar sepanjang hayat melalui
pendidikan jarakjauh, pembelajaran asynchronous, dan pelatihan atas permintaan.
TIK cukup fleksibel untuk memperkenalkan kursus baru sebagai jawaban langsung
atas permintaan yang semakin meningkat.
TIK membantu
memecahkan isolasi profesional yang banyak diderita para guru. Dengan TIK,
mereka dapat dengan mudah berhubungan dengan para profesional lain, rekan
kerja, penasihat, universitas dan pusat keahlian, dan dengan sumber belajar.
Para guru kini menerbitkan bahan belajar yang mereka kembangkan di Internet dan
berbagi pengalaman mengajar mereka dengan guru lainnya.
Penggunaan
jaringan komputer untuk mempromosikan aktivitas belajar berkelompok menjadi
semakin lebih populer. Teknologi komputer dalam pendidikan bergerak dari
belajar mandiri ke metode belajar jarak jauh berkelompok. Dengan menggunaan
perangkat komunikasi berbasis komputer dan kelompok belajar berbasis web, siswa
dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dengan mengkombinasikan usaha
mereka untuk mengembangkan suatu aktivitas atau proyek. Belajar koperatif
melalui komputer mempunyai efek positif atas kinerja tugas kelompok, prestasi
individu, dan sikap terhadap belajar kolaboratif.
Universitas
sedang memasuki fase kemitraan dengan sektor swasta, terutama sekali industri
teknologi informasi, dalam rangka membantu menjaga kelangsungan hidup operasi
dan keuangan dari program pendidikan berbasis TIK. Semakin banyak sekolah
menyadari bahwa berhubungan dengan sektor bisnis tidak akan mengancam sistem
persekolahan. Yang lain melihat suatu keuntungan dalam capitalising atas produk
dan jasa pendidikan mereka. Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat
menawarkan berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan
latihan, berbagi biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang bersama, atau
berbagi database dan isi perpustakaan.
TIK
meningkatkan fungsi perpustakaan dan mengubah peran pustakawan secara hakiki.
Sekolah tidak perlu melanjutkan penderitaan atas kelangkaan pendukung
perpustakaan dengan memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang tersedia di
Internet.
0 comments:
Post a Comment